Blogger templates

Rabu, 07 Desember 2016

ASKEP DHF

Pengertian
1.       Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
      (Suriadi, 2001 : 57)
2.     Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.
      (Nelson, 2000 : 1134)

B.     Etiologi
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlndungan terhadap serotipe lain.
- Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti
Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang, menggigit pada siang hari, badannya datar saat hinggap, hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya kurang dari 100 M dan senang menggigit manusia). Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.

C.    Patofisiologi

·    Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengakt,ivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.

·     Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, teutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

·    Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.

·     Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian.

Diagram

D.    Gambaran Klinis

Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari asimtomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai syndrome syok dengue. Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue.

·     Fase pertama yang relatif ringan dengan demam mulai mendadak, malaise muntah, nyeri kepala, anoreksia, dan batuk.

·     Pada fase kedua ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas, maka merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Seringkali ada petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin tampak, dan mudah memar serta berdarah pada tempat fungsi vena adalah lazim. Ruam makular atau makulopopular mungkin muncul dan mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan perifer. Nadi  lemah cepat dan kecil dan suara jantung halus. Hati mungkin membesar sampai 4-6 cm dibawah tepi costa dan biasanya keras agak nyeri. Kurang dari 10% penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya pasca masa syok yang tidak terkoreksi.

Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus berdasarkan adanya gejala klinik sebagai berikut :

1.   Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas).
2.   Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif dari adanya salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang lain misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau hematomesis.
3.   Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit).
4.   Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

E.     Klasifikasi Demam Berdarah Dengue menurut WHO (1975)

·  Derajat I    :     Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turnikel positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
·  Derajat II  :      Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.
·  Derajat III :      Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi kulit dingin, lembab, gelisah.
·  Derajat IV :      Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.

F.     Pemeriksaan Diagnostik

·    Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih) trombositopeni (100.00/mm3 atau kurang).
·     Serotogi : uji HI (Hemaaglutination Inhibition test).
·     Rongten thorax : effusi pleura.

G.    Penatalaksanaan Terapeutik

·    Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu.
·    Antipiretik jika terdapat demam.
·    Antikonvulsan jika terdapat kejang.
·    Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.

H.    Tanda-Tanda Perdarahan

1.      Karena manipulasi

Rumpel leed test
a.       Teknik
-        Klien diukur tekanan darahnya dan dicari sistol dan diastolnya.
-        Setelah ketemu kemudian dijumlahkan lalu dibagi dua.
-        Hasil digunakan untuk patokan mempertahankan tekanan air raksa tensimeter.
-        Pompa lagi balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan sampai 5 menit.
-        Setelah itu buka kuncinya dan mansit dilepaskan.
-        Kemudian lihat apakah ada petekie / tidak didaerah vola lengan bawah.
b.      Kriteria :
Å   bila jumlah petekie > 20
±    bila jumlah petekie 10 - 20
   bila jumlah petekie 10
2.      Perdarahan spontan
a.       Petekil/ ekimosis
b.      Perdarahan gusi
c.       Epistakeis
d.      Hematomesis/ melena

0 komentar:

Posting Komentar